PemerintahPolitik

Kasus Bahan Bakar Oplosan oleh Oknum Petinggi Pertamina dan Dampaknya terhadap Kepercayaan Konsumen

Foto : Prof.Dr.Oscarius Y.A Wijaya,M.Si.,M.H.,M.M.,CLI

Artikel by, Guru Besar Ilmu Manajemen pada Akademi Sekretari Dan Manajemen Indonesia (ASMI) Surabaya dan Praktisi Hukum.

Polemik : Kasus Bahan Bakar Oplosan oleh Oknum Petinggi Pertamina dan Dampaknya terhadap Kepercayaan Konsumen

Bahan bakar oplosan mengacu pada praktik mencampur bahan bakar dengan zat-zat lain, seperti pelarut industri atau BBM subsidi, yang dapat menurunkan kualitasnya. Dalam konteks Pertamina, kasus ini menjadi lebih kompleks karena melibatkan oknum petinggi perusahaan yang seharusnya menjaga standar kualitas BBM nasional.

Dampak terhadap Kepercayaan Konsumen,

Skandal atau tindakan para pelaku yang sangat hina ini menimbulkan efek domino yang merugikan Pertamina dalam beberapa aspek utama :

1. Penurunan Kepercayaan Merek (_Brand Trust_) Konsumen merasa dikhianati karena produk yang mereka beli tidak sesuai dengan standar kualitas yang dijanjikan. Hal ini memicu peralihan ke merek lain yang dianggap lebih dapat dipercaya, seperti Shell dan BP.

2. Persepsi Risiko Tinggi (_High-Risk Perception_) Konsumen yang telah mengalami kerusakan mesin akibat BBM oplosan akan lebih berhati-hati dalam memilih bahan bakar, sehingga mereka cenderung mencari alternatif yang memiliki reputasi lebih baik.

3. Migrasi Konsumen ke Pesaing Dengan adanya skandal ini, merek asing seperti Shell dan BP berpotensi mendapatkan keuntungan, terutama dari segmen pelanggan kelas menengah ke atas yang mengutamakan kualitas bahan bakar.

4. Dampak pada harga saham dan citra korporasi. Kasus ini menjadi perhatian utama publik secara luas, harga saham Pertamina atau anak usahanya bisa terdampak negatif. Selain itu, citra Pertamina sebagai BUMN yang mengelola energi nasional sangat terganggu.

Faktor-Faktor yang Mendorong Peralihan ke Merek Lain.

Beberapa alasan mengapa pengguna Pertamina berpindah ke Shell atau BP:

Kualitas BBM yang Lebih Konsisten. Shell dan BP memiliki standar kualitas global yang lebih ketat, sehingga konsumen merasa lebih aman menggunakan produk mereka.
– Keamanan mesin endaraan konsumen yang pernah mengalami dampak negatif dari BBM oplosan akan memilih merek yang lebih transparan dalam hal kualitas.

Konsumen yang merasa dirugikan dan dapat membuktikan kerugiannya atas kejadian ini dapat mengajukan gugatan class action kepada Pertamina dan juga para pelaku yang saat ini telah menjadi tersangka di Kejaksaan Agung.

Langkah Strategis untuk Pemulihan Kepercayaan.

Untuk mengembalikan kepercayaan publik, Pertamina perlu mengambil langkah-langkah strategis, antara lain:

a. Transparansi dan Akuntabilitas.
Mengungkapkan hasil investigasi secara terbuka dan memberikan sanksi tegas kepada oknum yang terlibat.

b. Pengetatan Pengawasan Kualitas BBM.
Meningkatkan sistem pengawasan internal dan eksternal untuk memastikan standar kualitas BBM tetap terjaga.

c. Kampanye Kepercayaan Publik.
Melakukan kampanye edukasi tentang keaslian dan kualitas produk mereka, serta menjamin bahwa kasus serupa tidak akan terjadi lagi.

d. Meningkatkan Inovasi dan Diferensiasi Produk.
Memperkenalkan produk BBM dengan teknologi yang lebih baik serta memperbaiki layanan SPBU untuk bersaing dengan Shell dan BP.

Kesimpulan.

Kasus bahan bakar oplosan yang melibatkan oknum Pertamina telah merusak kepercayaan publik dan mendorong migrasi konsumen ke merek lain seperti Shell. Untuk memulihkan citra dan kepercayaan pelanggan, Pertamina harus mengambil langkah cepat dan tegas, baik dalam aspek hukum, pengawasan, maupun strategi pemasaran guna menghindari _intangible loss_ yang lebih besar. Jika tidak segera ditangani, dampak jangka panjangnya bisa berupa penurunan pangsa pasar dan dominasi pesaing dalam industri bahan bakar di Indonesia.

Editor : JHON

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button