PemerintahPolitik

Pola Pengambilan Keputusan dan Efektivitas Kerja Kabinet Presiden Prabowo Subianto: Perspektif Teori Terkini dalam Perilaku Organisasi

Foto : Penulis, Dr. Fariz (ffariz@telkomuniversity.ac.id) Researcher and Lecturer School of Economics and Business, Telkom University                      

JejaringPos.com – Presiden Prabowo Subianto, dalam masa pemerintahannya yang baru, telah membentuk kabinet dengan jumlah menteri dan wakil menteri yang cukup besar. Hal ini memunculkan tantangan tersendiri terkait pola pengambilan keputusan dan efektivitas kerja di dalam organisasi kabinet tersebut.

Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana perilaku organisasi,
pola pengambilan keputusan, dan efektivitas
kerja kabinet Prabowo dapat dianalisis
melalui teori-teori terkini (2020-2024)
dalam konteks pengambilan
keputusan dan kepemimpinan.

1. Teori Pengambilan Keputusan Rasional
dan Intuisi dalam Kabinet yang Kompleks
Teori pengambilan keputusan klasik menyarankan bahwa keputusan diambil secara rasional, dimana pemimpin menimbangsemua alternatif
sebelum memilih solusi terbaik. Namun,
dalam kabinet yang besar dankompleks,
pengambilan keputusan seringkali melibatkan faktor intuisi dan negosiasi.

Menurut penelitian Sadler-Smith et al.
(2021), pemimpin dalam organisasi kompleks,
seperti kabinet pemerintahan, sering kali
menggunakan kombinasi antara pendekatan
rasional dan intuitif. Di satusisi, Prabowo
mungkin mengandalkan data, masukan ahli,
dan evaluasi mendalam dalam mengambil
keputusan terkait kebijakan publik.

Disisilain, pengalaman panjangnya sebagai pemimpin di berbagai sektor memungkinkan ia juga menggunakan intuisi dan
pemahaman naluriah tentang dinamika
politikdan sosial.

Dalam kabinet dengan banyak menteri dan wakil menteri, keputusan cenderung
memerlukan negosiasi antar-pemangku kepentingan untuk mencapai konsensus yang optimal.

Keputusan yang berbasis data dan intuitif
ini tampak relevan dengan pemerintahan
Prabowo,terutama di sektor yang sangat
strategis seperti pertahanan, ekonomi, dan
diplomasi, dimana keputusan harus
diambil dengan cepat dan tepat
meskipun dalam situasi yang penuh
ketidakpastian.

2. Teori Pengambilan Keputusan Kolaboratif
Dalam konteks kabinet yang diisi oleh banyak
menteri dan wakil menteri, pola pengambilan
keputusan kolaboratif menjadi penting.
Havermans et al. (2022) menyoroti bahwa
dalam organisasi besar,pengambilan
keputusan yang partisipatif meningkatkan
kualitas keputusan serta keterlibatan para
pemimpin didalamnya. Keberadaan banyak
pemimpin dalam kabinet Prabowo
memberikan peluanguntuk menerapkan
pola pengambilan keputusan kolaboratif, di
mana menteri dan wakil menteriterlibat
dalam proses perumusan kebijakan.

Keuntungan dari pendekatan ini adalah
terciptanya keputusan yang lebih
inklusif, dengan mempertimbangkan
masukan dari berbagai perspektif. Namun,
tantangannya adalah memastikan efisiensi
dalam proses pengambilan keputusan agar
tidak terhambat oleh terlalu banyak
masukan.Pendekatan kolaboratif juga
sejalan dengan gaya kepemimpinan yang
mendorong inovasi dan kreativitas,
terutama dalam konteks pemerintahan
yang menghadapi tantangan global seperti
perubahan iklim, digitalisasi, dan
ketidakpastian ekonomi global.

3. Efektivitas organisasi dalam Kabinet
Besar: Teori Kontingensi
Teori kontingensi organisasi yang diperbarui
oleh Donaldson (2023) menyarankan
bahwa efektivitas organisasi tergantung pada
sejauh mana struktur dan proses internalnya
selaras dengan lingkungan eksternal.

Dalam konteks kabinet yang
besar dan penuh dengan beragam
pemangku kepentingan,efektivitas
organisasi sangat bergantung pada
kemampuan pemimpin untuk menyesuaikan
strategi dan struktur pemerintahan dengan dinamika eksternal.

Kabinet Prabowo yang diisi oleh banyak
menteri dan wakil menteri dapat diatur
berdasarkan model kontingensi, dimana
setiap sektor kabinet diharapkan
menyesuaikan dengan kondisi spesifik di
bidang masing-masing. Misalnya,
sektor ekonomi mungkin perlu menerapkan
pendekatan yang lebih fleksibel dan cepat
untuk merespons volatilitas global,
sementara sektor pertahanan mungkin
memerlukan strategi yang lebih solid
dan terstruktur untuk menghadapi ancaman
keamanan.

Model kontingensi ini mengusulkan bahwa
tidak ada satu struktur organisasi yang
ideal, tetapi efektivitas akan tercapai ketika
kepemimpinan kabinet mampu menyesuaikan pendekatan mereka
dengan tantangan eksternal yang dihadapi.

4. Teori Efektivitas organisasi Berdasarkan
Kepercayaan dan Keterlibatan
Dalam konteks kabinet yang besar, salah
satufaktorkunci yang
memengaruhi efektivitas kerja adalah
kepercayaan antar anggota tim.

Menurut studi terbaru oleh Carmelietal. (2021), kepercayaan dalam
organisasi besar seperti kabinet sangat
penting untuk meningkatkan efektivitas kerja,
terutama dalam pengambilan keputusan
bersama.

Kepercayaan ini memungkinkan adanya
komunikasi yang terbuka dan transparan
antar menteri, yang meminimalkan potensi
konflik dan meningkatkan koordinasi. Dalam
kabinet Prabowo, membangun kepercayaan
antar anggota kabinet, baik menteri senior
maupun wakil menteri yang lebih muda,
menjadi kunci untuk memastikan
kebijakanyang solid dan terkoordinasi dengan baik.

Selain itu, teori ini juga menekankan
pentingnya keterlibatan anggota kabinet
dalam proses pengambilan keputusan.
Ketika menteri dan wakil menteri merasa
dilibatkan dalam proses strategis,
mereka cenderung bekerja lebih efisien dan dengan motivasi yang lebih
tinggi untuk mencapai tujuan pemerintahan.

5. Teori Kepemimpinan Shared Leadership
dalam Pemerintahan Dengan adanya banyak wakil menteri dalam
kabinet, konsep shared leadership atau
kepemimpinan bersama menjadi sangat
relevan. Teori ini dikembangkan oleh
Carsonetal. (2022) yang menunjukkan
bahwa di dalam organisasi kompleks,
kepemimpinan tidak hanya bergantung pada
satu figur utama,tetapi dibagikan kepada
berbagai pemimpin di tingkat yang lebih
rendah untuk mencapai tujuan
organisasiyanglebih besar.

Dalam pemerintahan Prabowo,
kepemimpinan bersama memungkinkan
para menteri dan wakil menteri untuk
mengambil peran aktif dalam memimpin
sektor mereka masing-masing. Ini dapat
meningkatkan efisiensi dan respons
terhadap masalah yang lebih spesifik di
tiap sektor. Dengan menerapkan shared
leadership, Prabowo tidak harus menjadi
satu-satunya figur pengambil keputusan,
melainkan dapat mendelegasikan
tugas kepemimpinan kepada para
menterinya,sehingga keputusan lebih cepat
danefektif

6. Teori Kepemimpinan Digital dan
organisasi Berbasis Teknologi
Menghadapi era digitalisasi, teori
kepemimpinan digital yang dikemukakan
oleh Avolio et al. (2023) menekankan
pentingnya integrasi teknologi dalam
proses kepemimpinan dan pengambilan
keputusan. Dalam kabinet yang besar
seperti kabinet Prabowo, teknologi digital
dapat memainkan peran penting dalam
meningkatkan efektivitas komunikasi
dan koordinasi antar menteri

Pemanfaatan teknologi untuk
meningkatkan efisiensi kerja kabinet,
seperti penerapan sistem komunikasi
berbasis data dan manajemen proyek digital,
dapat membantu meminimalkan birokrasi
dan mempercepat proses pengambilan
keputusan. Dalam konteks global yang
semakin cepat, kepemimpinan digital
menjadi faktor kunci dalam memastikan pemerintah tetap tanggap dan
adaptif terhadap perubahan eksternal.

Penutup :

Kabinet Presiden Prabowo Subianto, yang
diisi oleh banyak menteri dan wakil menteri,
menghadirkan tantangan dan peluang unik
dalam hal pengambilan keputusan dan
efektivitas organisasi. Dengan menerapkan
teori-teori terkini seperti pengambilan
keputusan kolaboratif, kepemimpinan
sharedleadership, serta pendekatan kontingensi organisasi, kabinet
ini memiliki potensi untuk bekerja secara
lebih efisien dan efektif.

Kepercayaan, keterlibatan aktif anggota
kabinet, dan penerapan teknologi digital juga
menjadi faktor kunci dalam menciptakan
pemerintahan yang tanggap dan inovatif.
Dengan perpaduan teori kepemimpinan
dan perilaku organisasi yang solid, kabinet
Prabowo memiliki peluang besar untuk
mencapai efektivitas kerja yang optimal
dalam menghadapi tantangan-tantangan
besar di masa mendatang, baik di tingkat
nasional maupun global.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button